Di atas sudah saya nyatakan bahwa sebuah kolam pendederan telah mengasilkan 2 – 3 ton sangkal nila. Seekor sangkal nila memiliki berat rata-rata 20 gram. Dalam satu kilo berisi 50 ekor, atau satu ton berisi 50.000 ekor. Jadi jika sebuah kolam menghasilkan 2 – 3 ton, berarti kolam tersebut telah menghasilkan 100.000 – 150.000 ekor.
Untuk menghasilkan 100.000 – 150.000 sangkal, tentu jumlah larva yang ditebar melebihi jumlah tersebut. Karena selama masa pemeliharaan banyak ikan yang mati, atau mortalitas. Dalam beberapa referensi dinyatakan bahwa mortalitas itu berkisar antara 40 – 60 persen, atau rata-rata 50 persen. Kolam yang menghasilkan 100.000 sangkal, berarti jumlah larva yang ditebar sebanyak 200.000 ekor.
Nah sekarang bagaimana keterkaitan antara data tersebut dengan penyataan dalam tulisan. Untuk memperjelasnya saya akan menyajikan berbagai data lain. Dulu di farm, jumlah kolam tidak imbang, kolam pemijahan melebihi kolam pendederan. Keadaan itu menyebabkan penebaran larva tidak teratur. Jumlah larva yang ditebar melebihi dari takaran.
Saya ingat betul dengan sebuah kejadian. Waktu akan memanen lima kolam pemijahan, hampir semua kolam pendederan penuh. Hanya satu yang tersisa. Terpaksa larva dari lima kolam tersebut disatukan. Kalau dihitung jumlah larva yang ditebar mencapai kurang lebih 250.000 ekor. Karena hasil larva dari satu kolam pemijahan berkisar antara 50.000 – 100.000 ekor.
Saya sempat khawatir dengan keadaan itu. Sayang larva sebanyak itu disatukan, bila pisahkan dalam 2 – 3 kolam, mungkin tingkat kelangsungan hidupnya lebih tinggi. Namun kekhawatiran tersebut tidak terbukti. Malah saya mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Kolam tersebut menghasilkan 2,3 ton sangkal. Kejadian terulang kembali. Bahkan hasilnya lebih tinggi, 2,9 ton.
Saya dan beberapa pekerja bengong dengan hasil tersebut. Saking banyaknya, pengangkutan ke kolam pendederan tidak lagi dipikul seperti biasanya, tetapi menggunakan truk yang memang sudah tersedia di farm tersebut. Jumlah yang memanen tidak lagi 2 – 3 orang, tetapi belasan orang. Yang lebih bengong lagi pemilik farm tersebut. Tentu saja karena senang.
Soal hasil larva. Seperti sudah sudah saya nyatakan bahwa sebuah kolam pemijahan bisa menghasilkan larva sebanyak 50.000 – 100.000 ekor. Bagi pembudidaya nila, itu bukan hal yang aneh. Bahkan bisa lebih. Perhitungannya begini, sebuah kolam pemijahan yang luasnya antara 400 - 500 m2 biasanya diisi satu paket, 300 betina dan 100 jantan, atau kepadatan satu ekor setiap meter.
Dari pengalaman menunjukan bahwa dalam setiap periode pemijahan, yaitu 2 minggu, induk betina yang memijah tidak lebih dari sepertiganya, atau 100 ekor. Setiap ekor induk nila dapat menghasilkan larva antara 500 – 1.500 ekor, tergantung ukuran. Para pakar perikanan sudah tahu soal itu. Jadi wajarlah bila sebuah kolam pemijahan bisa menghasilkan larva 50.000 – 100.000 ekor.
Semoga tulisan ini bisa membuat anda percaya